13.7.17

yang tak pernah cukup

Sekali saja aku lupa mengunjungimu, Nyonya. Namun kau bilang aku sudah tidak peduli padamu. Beribu kunjungan itu hilang artinya. Kau bilang pada mereka, bahwa aku sering melupakanmu. Kau bilang aku sudah kehilangan bakti. Bah!

Sekali aku memuji dirinya, kau bilang aku terlampau berlebihan memperhatikan wanita. Nona, apakah kau tidak ingat puja-puji dan kata manis yang setiap hari aku layangkan padamu? Dibandingkan dengan semua perkataan tulusku untukmu, pujianku untuk wanita itu tidak bisa dijadikan tandingan!

Sekali melakukan keburukan, seluruh kebaikan seakan terlupakan. Semua dedikasi yang mereka jalani sepanjang hidup, semua kebaikan yang mereka berikan untuk banyak orang, hanya dianggap memori yang sudah berlalu. "Sekali salah tetap bersalah!"

Berjuta pasang mata itu hanya melihat satu titik hitam dari luasnya hamparan dataran putih. Apakah kamu sudah merasa cukup adil dalam pikir dan lisanmu?

-Lana-

No comments:

Post a Comment