4.3.16

beep.

pengakuan itu, membuat saya tercengang sekaligus tidak percaya. menganggap semua yang dikatakannya cuma omong kosong belaka. dia menderita salah satu kelainan psikologis yang sering saya dengar dari banyak orang; bipolar. ketidakpercayaan itu berangkat dari pengalaman-pengalaman yang pernah saya alami. sebelumnya beberapa teman membuat pengakuan semacam itu. latar belakangnya soal terkadang mereka mengalami mood swings dan overthink di tengah malam sampai dini hari. soal mood swings dan overthink, saya rasa pasti banyak yang mengalaminya. bisa jadi itu stres belaka. bisa jadi (tanpa menjatuhkan judgement karena memang kenyataannya ada tipe orang-orang seperti ini) mereka termasuk sekelompok orang yang menganggap gangguan psikologis itu cool, patut dibanggakan, menambah keunikan/keanehan dari pribadi mereka. banyak kemungkinan lainnya dan butuh identifikasi lebih lanjut hingga mereka sampai pada kesimpulan menderita gangguan psikologis. 

mungkin ketidakpercayaan itu agak berlebihan. tapi, saya tetap bertanya dengan detail. saya mau alasan logis. saya mau fakta lengkap. selagi mendengarkan jawaban-jawaban dari berbagai pertanyaan yang saya ajukan, saya memutar balik memori. mengingat-ingat, menghubungkan serpihan fakta yang baru saja masuk telinga dengan berbagai permasalahan yang pernah dia lalui dan saya ketahui. ketika semua jawaban itu berujung cerita pergi ke psikiater berkali-kali dan butuh tes panjang sampai akhirnya ia dinyatakan mengalami gangguan psikologis, saya otomatis percaya.

ini sama sekali bukan hal yang keren.

ketika berpikir soal orang-orang di luar sana yang berusaha mengaku sebagai penyandang kelainan psikologis hanya untuk merasa keren, padahal mereka tidak menderita apapun, saya merasa sedikit menyayangkan. mereka semestinya bersyukur karena tidak mengalami hal semacam itu, bukannya sok mengaku. karena, orang yang memiliki kelainan psikologis bipolar hidupnya tidak seberuntung mereka. pada titik terendah dalam depresi yang mereka alami, mereka harus melawan rasa ingin bunuh diri yang sangat kuat. kata bunuh diri bisa jadi terdengar ringan jika kita hanya berkaca dari cerita fiksi saja, tapi untuk mereka, itu bukan sekadar kata.

saya sadar, dia bercerita bukan untuk mendapatkan belas kasihan belaka. dia dan mereka yang menderita gangguan psikologis ini adalah orang-orang yang butuh dukungan. mereka memiliki norma-norma tersendiri dalam menjalani kehidupan, sehingga ketika berbenturan dengan lingkungan, mereka cenderung sulit untuk menyesuaikan diri. di sisi lain, mereka butuh hal lain untuk mengalihkan pikiran dari kecenderungan depresi mendalam yang bisa muncul kapan saja. faktor orang lain dalam kehidupan mereka adalah hal yang sangat penting. krusial. 

saya juga agak sedikit lega, karena dia sudah mau menerima keadaan ini dan mau berusaha. sulit katanya. tapi, karena orang-orang terdekatnya mengerti dan mau memberikan bantuan, bebannya jadi sedikit berkurang.


cuma cerita keresahan yang tiba-tiba muncul dini hari.


- Lana -

No comments:

Post a Comment