Overrated

Keseharian manusia beragam, sebagian cenderung datar, tapi mereka pandai melebih-lebihkan. Berbumbu penilaian berdasar anggapan umum yang hiperbola dan terpengaruhi hype, semua tindakan itu seolah terasa istimewa.

Membaca. Rak buku di rumahnya harus ditambah secara berkala setiap beberapa tahun sekali. Bagaimana tidak, dia bisa membeli dan membaca tiga sampai lima buku dalam satu bulan. Hal ini berjalan secara alami. Membaca adalah bagian dari dirinya dan cara memasukan aneka informasi ke dalam otaknya. Karya fiksi atau non-fiksi tidak jadi perihal penting. Judul atau nama pengarang bisa menyusul. Siapa yang mengetahui buku apa yang dia baca, sama sekali tidak masuk dalam daftar.

Pergi ke taman. Kamar ini adalah ruang ternyaman untuk menikmati waktu, tapi terkadang aku butuh berdiam diri dengan terpaan langsung dari alam. Cuaca cerah dan waktu luang adalah pendukung lainnya. Kita, warga kota, perlu kepraktisan untuk menikmati segarnya oksigen hasil fotosintesis dari pepohonan pada siang hari. Kedai kopi, kafe, warteg atau mini market dengan fasilitas serba ada pun bisa sangat menjemukan. Seperti tempat lainnya, taman adalah sebuah lokasi yang bisa kita tuju. Kesederhanaan taman sebagai tempat yang bebas dikunjungi dan memanjakan manusia dengan kontak langsung dengan berbagai elemen alam-tanpa imbalan, membuat kita lupa dia selalu ada di sana untuk disambangi.

Keindahan langit. Langit senja pada hari-hari tertentu indah dipandang. Bukan yang kelabu, melainkan ketika dia pesta warna. Tentu, keindahan itu adalah pemandangan yang nikmat bagi mata manusia. Begitu pula dengan langit biru di siang hari, terutama ketika hari lain mendung dan dihujam hujan terus-terusan. Memandang langit dan mensyukuri keindahannya dengan mata adalah kebahagiaan kecil. Dia akan menggantung di atas kita sampai dunia kiamat. Keindahan yang disuguhkannya secara cuma-cuma akan terus berulang sampai saat itu.

Kamar, star gazing dan girls talk malam ini bersama Alika, merasa cewek sekali.

-Lana-