23.5.13

Terlalu

Ketika kamu mencapai kata terlalu, mungkin kamu mendekati akhir. Kamu yang selalu merasa kehidupan serba kekurangan tiba-tiba mengucap kata itu? Tak ada rasa syukur. Hanya ada kekurangan dan kelebihan dalam benakmu. Lalu, kapan kamu merasa cukup? Berkecukupan seringkali jadi hilang dalam waktu, tak dinikmati meski nikmat.

Tiba-tiba tak sengaja aku mengucap kata itu dan tersadar. Kenyataannya, semua yang terucap memang selalu kembali ke mulut pemilik kata. Lalu, aku meralatnya dan merasa bersalah. Aku memang tak pernah sadar akan kata terlalu yang tertancap dalam pikiran ini. Sampai tiba detik ini. Mungkin aku dan kamu terlalu, tapi selalu ada waktu di mana kita tersadar dan kembali merasa cukup.

Memang lama kita berada di atas tanah yang sama. Aku sampai tak bisa lagi membedakan godaan dan perasaan yang sesungguhnya. Tidak kah kamu meleleh ketika dihadapkan dengan lawan jenis yang begitu menarik-dalam berbagai aspek? Meleleh lah pada saat itu juga sampai sumbumu habis. Pada akhirnya kita tak punya lagi sumbu dan jadi lilin yang tak bisa berbuat apa-apa. Mata hati seakan buta menganggap semua itu goda belaka. Godaan yang berulang kali datang. Buta, dibutakan, membutakan diri, biar ada dalam sebuah jalur yang sama.


Kamar kosan Menteng Kecil yang beberapa hari lagi bakal saya tinggalkan, terima kasih kamu sudah memberikan momen berpikir dan menjadi puitis tengah malam ini. Selalu sensasi yang sama.

-Lsy-

No comments:

Post a Comment