10.2.13

Arena Bermain dan Rumah

Arti akhir pekan bagi para pekerja dan anak sekolah begitu besar. Hanya pada Sabtu dan Minggu mereka bebas dari rutinitas kantor dan sekolah. Celakanya mereka juga terjebak rutinitas mingguan menghabiskan akhir pekan. Hal yang membuat saya mengerti, kehidupan perkotaan telah menjebak mereka dalam sekat-sekat waktu tertentu.

Saya pun begitu, hari ini menghabiskan akhir pekan dengan keluarga. Saat itu, ada dua pemandangan yang membuat saya berpikir dua kali. Mengingatkan saya pada masa kecil dan membuat saya bertanya-tanya, apakah saya dulu seperti itu?

Seorang anak menangis sangat keras sambil menengok ke belakang. Ia baru saja meninggalkan arena bermain perosotan dan mandi bola. Ia terus merengek kepada orangtuanya, kedengarannya masih ingin bermain. Orangtua si anak itu malah marah dan menarik tangan anak yang masih terus menangis sambil menengok ke arena bermain.

Sebegitu menyenangkannya kah arena bermain itu? Kalau pada akhirnya orangtua dari anak itu memarahi anaknya karena ingin bermain lagi, kenapa ia membawa anaknya ke arena bermain? Lantas saya berpikir hal-hal lain yang menyebabkan betahnya anak-anak di arena bermain. Mungkin saja keadaan di rumah mereka tidak lebih menyenangkan dari di sana. Mereka lebih memilih berontak dengan menangis daripada ikut tuntunan orangtua mereka. Toh anak-anak memang pada dasarnya suka bermain. Sudah seharusnya rumah menjadi tempat menyenangkan yang bisa menunjang kesenangan mereka. Mungkin kalau di rumah keadaannya menyenangkan, mereka tak perlu lagi ke area mandi bola dan perosotan di mall.

Sedari tadi, di sebelah saya ada seorang ibu yang duduk memangku anaknya yang masih balita. Tak lama dari pemikiran saya tentang anak menangis itu muncul, tiba-tiba datang anak-anak berlarian ke arah saya. Lebih tepatnya ke ibu yang duduk di sebelah saya. Mereka berkeringat, tersenyum, dan menyapa ibu mereka. Baik orangtua maupun anak, keduanya kelihatan gembira. Tak ada tangis atau amarah seperti peristiwa yang beberapa menit lalu terjadi. “Gimana, dek, capek ya? Udah puas kan mainnya?” tanya si ibu sambil senyum. Anak-anaknya pun mengangguk dan mengelap keringat.

Sesuatu yang membuat anak betah di rumah bukan hanya mainan, melainkan kehangatan orang-orang yang tinggal bersama mereka. 


-Lsy-

No comments:

Post a Comment