Kata almarhum Kakek saya, hidup seseorang akan mulia apabila kita melakukan hal yang berguna bagi orangtua, keluarga, lingkungan, masyarakat, dan Tuhan. Apabila hidup hanya untuk diri sendiri, berarti seseorang belum berhasil membuat dirinya berguna. Seperti halnya dalam membaca dan menulis. Kalau kata dosen saya sih, aktualisasinya apa? Sebagai pembaca, satu-satunya hal bermanfaat yang dapat saya lakukan adalah menyebarkan kebaikan yang ada dalam buku kepada orang di sekitar saya. Ya, paling tidak orang yang bisa saya ajak mengobrol sehari-hari. Kalau soal menulis, saya memang bukan orang yang berprofesi sebagai penulis. Penulis yang saya maksud, hanya lah orang yang menulis tulisan. Tulisan saya tak pernah membahas tema berat, hanya seputar kehidupan dan hal sederhana yang saya temukan di sekitar. Beberapa tipe tulisan saya hanya dapat dianggap sebagai angin lalu, yang lainnya berisi pengalaman dan buah pikiran saya yang saya harap bisa mengubah cara pandang orang lain terhadap suatu hal. Saya harap, tipe kedua itu bisa dikategorikan sebagai hal yang berguna bagi orang lain. Semoga saja.
Saya kurang bisa mengingat nama tokoh, kecuali sangat berkesan. Hal yang sering saya ingat dari seorang tokoh, baik fiktif maupun nyata adanya, kata-kata berkesan yang mereka ucapkan. Katanya, tulisan seseorang adalah cerminan dari apa yang mereka baca. Kalau benar itu adanya, kita dapat memperkaya tulisan kita dengan memperkaya bacaan kita.
Saat ini, harga buku tidak lah murah. Kadang saya berpikir dua kali untuk membeli sebuah buku. Saya tak boleh terjebak sinopsis dan pendapat yang ada pada sampul belakang buku saja. Siapa penerbitnya, bisa menggambarkan buku seperti apa yang sedang kita timbang untuk dibeli. Penulis kata pengantar tak begitu menjamin. Kalau memang mau hemat uang, kita bisa membeli di toko buku yang menawarkan harga lebih murah. Di Bandung ada Pasar Buku Palasari, Togamas dan Rumah Buku. Atau beli langsung ke penerbit bisa lebih murah dari pada beli ke toko buku besar macam Gramedia. Kalau tidak mau rugi dari segi isi, coba cari resensi dari media massa yang terpercaya atau dari blogger yang kompeten dalam meresensi buku.
Ada satu yang paling sering menjebak saya: sampul dan kemasan, karena saya yakin para desainer/ilustrator dibalik sampul dan kemasan yang bagus tak bekerja dengan asal-asalan. Mereka, para manusia yang membuat orang 'judge a book by its cover'.
Kalau buku yang saya cari terbitan lama dan sudah tidak ada di pasaran, maka... saya ke perpustakaan. Bukan perpustakaan kampus atau sekolah yang kebanyakan koleksinya buku-buku akademis itu. Perpustakaan favorit saya letaknya agak jauh dari rumah, namanya dulu Rumah Buku Kineruku, sekarang berubah jadi Kineruku saja. Saya tidak termasuk anggota yang sering meminjam buku. Seingat saya, hanya tiga buku yang pernah saya pinjam. Selebihnya baca ditempat. Kenapa begitu? Kalau sudah datang ke sana, pasti tau jawabannya. Tempatnya yang membuat saya begitu. Koleksi yang saya suka nikmati adalah majalah dan novel. Sering saya terlalu miskin untuk membeli buku baru, ya kalau tidak pinjam ke teman ya ke perpustakaan. Tak ada alasan untuk kehabisan buku bacaan, kawan.
Cimahi, kamar saya yang dingin, bercat biru muda, dan bercahaya kuning remang-remang. Tulisan ini pelarian dari kekesalan tak ada bantuan dan kekecewaan batal mencoba datang ke Perpustakaan S.14. Sekian.
-Lsy-
No comments:
Post a Comment