Kita memadu warna menjadi hitam. Kita mengurai warna menjadi putih. Mereka tak pernah sadari kepaduan ini punya banyak rona, yang tampak di mata hanya redup.
Kita menelusuri pembuluh yang tak tau di mana jalan keluarnya. Beredar dalam repetisi yang tak punya nyawa. Pada akhirnya, mungkin kita akan mati karena jemu, mengandaikan kesempurnaan dalam saluran penuh tambal sulam.
Kita percaya dibawah kendali hati. Atas nama satu kata yang nyata, merubah nafsu menjadi emosi yang lebih lunak.
Kini, kita tak perlu tampakkan gairah lagi.
Mencari KTP yang hilang, lalu menemukan kertas daur ulang berisi tulisan ini. Tertulis 18/04/2012, bertemakan wayang, PR untuk Kelab Fiksi HMJ.
-Lsy-
No comments:
Post a Comment