1.9.13

Akhirnya!

Bandung Zine Fest 2013 menutup hari-hari di bulan Agustus, juga menutup zine yang saya dan teman-teman saya buat. Flank. Sejak tahun lalu kami memutuskan untuk membuat zine bersama yang isinya buah-buah pikiran. Karena saya tertarik dengan tata letak majalah juga menggambar, saya ambil bagian jadi layouter yang kadang menyumbang gambar juga. Teman saya Mao juga ikut menyumbang komik dan terkadang artwork pada setiap edisi. Selain kerjaan-kerjaan tadi, kami berempat wajib hukumnya buat menyumbang tulisan pada setiap edisi. Tugas kami diputar pada setiap edisi, ada kata sambutan, fiksi, interpretasi lirik, deskripsi tempat, sedangkan bagian sisi merupakan sumbangan wajib yang berisi tulisan ngalor-ngidul juga curahan hati.

Kisah terbentuknya zine ini juga lucu. Kami pasangan double date, sering bepergian bersama, main-main di studio band, mengobrol banyak hal, juga tertawa sampai perut masing-masing sakit. Semua itu tambah lengkap dengan membuat zine bersama. Pada dasarnya kami memang punya beberapa kesamaan, tapi ada juga perbedaan. Saya pikir keduanya bagus bila disatukan dalam zine. Saya masih ingat perasaan senang waktu melihat respon edisi pertama yang kami publish di situs issuu.com. Edisi selanjutnya juga mendapat respon baik dan kami sempat mengirim beberapa zine versi cetak ke luar kota. Euforia itu selalu ada, meski kadang saya harus mengelus dada karena kawan-kawan dari Flank kadang sering menunda-nunda menulis.

Kenyamanan melakukan itu semua berakhir, sampai saya menyudahi hubungan dengan bekas pacar saya. Karena sedari awal semangat membuat zine ini didasari senang-senang dan romantisme, jelas saya tidak percaya dengan profesionalitas. Bagi saya, tidak ada hal semacam itu dalam membuat zine. Jika kesenangan hilang, tidak ada yang bisa saya lakukan lagi selain berhenti.

Maka, jangan bertanya lagi kenapa Flank harus berhenti dulu sampai edisi lima. Meskipun respon pengunjung terhadap Flank di Bandung Zine Fest 2013 lalu mengesankan dan membuat saya ingin membuat edisi-edisi selanjutnya, saya tau itu perasaan sesaat. Saya tidak yakin bisa lanjut dalam keadaan seperti ini. 

Ini kali kedua saya kandas membuat zine, setelah sebelumnya Badoot Zine bernasib sama saat Bandung Zine Fest 2012 lalu. Kedua projek zine itu melibatkan kerja tim dan saling ketergantungan. "Bagaimana kalau saya membuat zine saya sendiri?" 

Tata letak, artwork dan tulisan. Untuk edisi cetak pun saya kebagian mencetak, berhubung semua mentahan saya yang simpan. Dari ketiga teman saya yang lain, saya merasa sudah menikmati semua pekerjaan seorang zine maker. Di titik kesadaran itu, saya merasa mampu bisa membuat zine saya sendiri.

Pagi-pagi sebelum Bandung Zine Fest 2013


Cimahi, masih merasakan kesenangan setelah pulang dari Bandung Zine Fest 2013 kemarin. Curhat, ya? Kenyataannya memang begitu, saya lagi capek berkias-kiasan. 

-Lsy-

No comments:

Post a Comment