14.4.13

Linggawastu

Rumah-rumah tua di pelataran jalan ini habis sudah terjual. Kebanyakan penghuni terdahulu memang setia tinggal di sana. Tak heran kalau rumah mereka tutup usia seperti nasib para pemiliknya kini. Mungkin mata anak dan cucu mereka lebih senang melihat peluang bisnis dibandingkan dengan memoir rumah tua penuh kenangan.

Linggawastu, jalan kecil yang punya banyak cabang. Sejak masih bayi sampai kini, saya sering mengunjungi jalan di daerah wastukencana ini untuk mengunjungi kakek (almarhum) dan nenek. Tepat di depan jalan ini berdiri hotel bernama Trocadero. Setelah memasuki jalan, kami disambut rumah-rumah berjendela kayu yang bisa ditutup-buka. Kala siang hari, tukang cukur di bawah pohon riang masih meladeni para pelanggannya. Tak banyak yang berubah sejak dulu, sampai tahun kemarin.

Awalnya hanya rumah di ujung jalan saja yang dibangun menjadi guest house. Seperti domino, rumah-rumah lainnya mengikuti jalan yang sama. Bangunan hotel yang kini direnovasi, membuat kios-kios di sisinya terpaksa 'menjual' lapak mereka, untuk lahan perluasan ke samping. Rumah makan padang, warung nasi, dan kios yang menjual roti bakar tinggal memori.

Terima kasih telah menjadi saksi untuk kenangan-kenangan yang pernah keluarga kami lalu.


Bandung, gerimis, jadi sedih.

-Lsy-

No comments:

Post a Comment