kenapa kau menyukai perasaan itu, nona? kau tukar uangmu dengan berlembar tiket dan ranjang pelepas penat. perjalanan singkat yang kau rasa dengan raga, hanya berlangsung selayang lalu. kau menginderai tempat-tempat asing itu dengan suka cita. kau memijakan kaki dengan eunoia tak terhingga. kau ambil citra diri untuk dipertunjukkan kepada sosok-sosok familiar. kau ambil citra untuk kau jadikan pelipur lara. pelipur lara, ketika kau mesti kembali menginjakan kaki dalam keseharian. repetisi dari semua perjalanan itu, aku tau kau sangat menyukainya. tapi, tidak sebesar kau menyukai kehidupanmu yang nyata.
orang kota sangat suka lari dari keseharian. apalah beda dari kedua perjalanan itu, tuan, nona. jerih payah itu habis dalam waktu singkat. pelarian selayang lalu di luar rutinitas yang kau cintai dan kau benci.
-Lana-
No comments:
Post a Comment