Otak saya tak selalu
berisi, tapi seringkali banyak hal yang saya pertanyakan di sana. Kebanyakan tentang
kehidupan, manusia, hal-hal dan sialnya saya terlalu pemalu untuk mendiskusikan
hal itu dengan orang lain. Awal mula permasalahan ini adalah: saya punya rasa
ingin tahu yang rendah kepada orang lain. Hal itu terbunuh rasa ingin tahu saya
terhadap hal lain yang.. menurut saya lebih penting. Padahal (mungkin)
bersosialisasi lebih penting.
Dipandang antisosial,
pemalu, pendiam dan sebagainya, jadi sebuah konsekuensi. Saya jarang bisa
mengikuti percakapan teman-teman di kampus, karena ketertarikan kami berbeda. Ketika
ditanya, saya hanya bisa tersenyum dan mengiyakan. Sering sedih gara-gara ini.
Saya tak tertarik politik, ekonomi, dan hal-hal yang di mata saya ‘serius’.
Padahal pembicaraan di kampus tak pernah jauh dari hal-hal semacam itu.
Kalaupun tidak, hanya gosip, banyolan dan saling mengejek satu sama lain. Saya
bisa saja belajar, memahami dan mencari tau tentang semua itu. Tapi, ada
semacam pertentangan dalam batin saya. Rasanya seperti lagu The Strokes ini: We’re in a forest, we don’t belong~
Masalah adaptasi di
lingkaran ini pun seakan tak kunjung selesai. Jika saya banyak bicara, tertawa
terbahak-bahak dan melempar candaan, saya dikira aneh. Bagi mereka hal itu
benar-benar tak mencerminkan seorang Lana. Mungkin bagi mereka saya bukan manusia
‘normal’. Sekan-akan saya ini kutub utara yang kalau suatu saat mencair bakalan
jadi masalah besar. Padahal saya pikir saya cuma es batu yang kalau nyemplung
ke dalam teh manis hangat bakalan mencair. Masalah adaptasi bisa saja ada di
pihak lingkungan, bukan hanya di si pendatang.
Saya cukup penasaran
dengan mereka ini, teman-teman kampus. Saya tidak diam menutup mata dan telinga
di hadapan mereka. Komentar dan obrolan yang mungkin saja terjadi di antara
kami tak pernah terjadi lantaran saya merasa tak pernah diterima. Kebanyakan
dari mereka cuma mau didengarkan-meski ada di antaranya yang menerima pendapat
saya dan asyik diajak berdiskusi. Baik lah, sampai di sini saya sadar, rasa
ingin tahu saya terhadap orang-orang yang dalam jangka waktu panjang ada di
sekitar saya, cukup tinggi. Apalagi kalau kami saling membutuhkan.
Sekarang, saya dalam
masalah lagi. Saya ada di tempat kos, yang orang-orangnya entah saya butuhkan
atau akan saya butuhkan kelak di masa depan dan.. dua bulan berlalu tapi saya
belum mengenal mereka!
Jakarta, sial lampu kamar padam dan belum ada gantinya!
-Lsy-
No comments:
Post a Comment